Luqmanadalah seorang hamba Allah yang telah diberi hikmah. 2. Allah menganugerahi Luqman ketaatan beribadah kepada Allah, memiliki perasaanhalus, akal pikiran dan pengetahuan yang luas. 3. Luqman adalah seorang hamba yang selalu bersyukur. C. Nasihat Luqmanul Hakim kepada anaknya. 1. Jangan musyrik/menyekutukan Allah. Firman Allah Q.S Luqman : 13 Bukutuntunan kisah kisah teladan berbakti kepada orang tua di Tokopedia ∙ Promo Pengguna Baru ∙ Cicilan 0% ∙ Kurir Instan. Melihattingkah laku Luqman itu,setengah orang pun brkata,"Lihat itu orang tua yang tidak brtimbang. Lihat profil lengkap di LinkedIn dan terokai kenalan dan pekerjaan Nur Hidayah di syarikat yang serupa Medical Education Medical Education. Kisahluqman merupakan teladan pendidikan orang tua kepada - 5965054 aditya332 aditya332 01.05.2016 B. Arab Sekolah Dasar terjawab Kisah luqman merupakan teladan pendidikan orang tua kepada 1 Lihat jawaban Iklan Vay Tiền Trả Góp 24 Tháng. BAB IV NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM SURAT LUKMAN AYAT 12-19 Diantara sekian banyak kisah dalam al-Qur’an adalah kisah seorang tokoh bijak yang sedang memberikan nasihat kepada anaknya. Dialah luqman yang diabadikan menjadi salah satu nama surah. Secara umum kisah tersebut merupakan peringatan kepada kita akan satu kenyataan bahwa pendidikan anak merupakan tanggungjawab orang Nasihat Luqman menjadi pengajaran dan petunjuk kepada semua manusia. Permulaan pendidikan berkaitan dengan syirik, diikuti dengan perintah berbuat baik kepada kedua ibu bapa, waspada dengan pandangan Allah SWT. terhadap semua perkara sama baik kecil atau besar, mendirikan shalat, amar makruf dan nahyi mungkar, rendah diri dan menjauhi perkara-perkara dosa, adab berjalan dan menjaga suara. Secara keseluruhan nasihat Luqman merangkum kesempurnaan beragama, kepercayaan kepada hari akhirat dan keutamaan akhlak mulia. Penjelasan ayat di dalam surah Luqman menunjukan Allah SWT. juga menyeru supaya setiap orang tua mencontoh Luqman yang memiliki kesempurnaan peribadi dan pendidikan Islam. Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam surah Luqman daapt dikategaorisasikan sebagai berikut pertama, aspek akidah yang menyangkut masalah keimanan kepada Allah. Ketika disebut iman kepada Allah maka hal itu sudah tercakup iman kepada malikat, kitab-kitab-Nya, para nabi, hari kiamat, qadha dan qadar. Aspek ini termaktub dalam ayat 12, 13, 16. Kedua, aspek syari’ah yakni satu system norma Ilahi yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia dan hubungan manusia dengan alam. Kaidah syari’ah ini terbagi dua pertama, ibadah seperti shalat, thaharah, zakat, puasa, haji. Kedua, mu’amalah yakni tata aturan Ilahi yang mengatur hubungan manusdia dengan manusia dan hubungan manusdia dengan harta benda. Aspek Syariah ini termaktub dalam ayat 14, 15, dan 17. Ketiga, aspek akhlak secra etimologis akhlak adalah perbuatan yang mempunyai sangkut paut dengan pencipta. Akhlak ini mencakup akhlak manusia terhadap khaliknya, manusia terhadap makhluk. Aspek ini termaktub dalam ayat 14, 15, 18, dan 19. Baik ibadah, mu’amalah, dan akhlak pada hakikatnya bertitik tolak dari akidah. Ketiganya berhubungan secara korelatif dan tidak bisa dipisah-pisahkan. A. Nilai Pendidikan Ibadah Ibadah merupakan salah satu bentuk amalan yang wajib dilaksanakan kepada Allah oleh seorang hamba. Amalan ini dibebankan karena seorang hamba telah mengakui bah diri merupakan makhluk Allah yang senantiasa melaksanakan pengabdiannya kepada sang Khalik. Karena hal itulah, maka Allah berhak menerima pengabdian hamba-Nya dalam bentuk amal ibadah. Oleh karena itu, pendidikan ibadah mesti diterima oleh seseorang hamba, karena pendidikan merupakan salah syarat untuk melaksanakan ibadah. Di sisi lain, pendidikan ibadah kepada hamba baik berupa ibadah shalat sebagai sarana untuk mencegah dari kejahatan. Demikian juga diwajibkan melaksanakan ibadah untuk memberikan ketengangan kepada diri seorang hamba, karena dengan melaksanakan amal ibadah akan tercapai ketengangan dalam menjalani kehidupan ini. Sebenarnya kewajiban melaksanakan ibadah ini sudah ada sejak masa sebelum Islam berkembang, dan hal ini pernah diterangkan secara tegas, karena pada masa itu manusia masih labil dalam menganut ajaran syari’atnya masing-masing, sehingga perintah untuk melaksanakan ibadah masih sangat lemah untuk dilaksanakan.[1] Dalam memberikan pendidikan ibadah kepada seorang anak manusia tidak pernah terjadi perbedaan, karena pendidikan ini selalu berpedoman secara langsung kepada al-Qur’an dan as-Sunnah. Apalagi para ulama fiqih berpedoman pada ayat dan hadits yang sama, sehingga tidak terjadi perbedaan pandangan dalam menentukan bagaimana cara melaksanakan amal ibadah kepada Allah. Shalat dan puasa merupakan ibadah mahdhah, artinya ibadah murni yang dibaktikan untuk mendapatkan keridaan Allah semata. Karena itu, kalu kita benar-benar mengharapkan ibadah shalat dan puasa kita diterima oleh Allah, maka kita harus menjalankan ibadah ini sesuai dengan pedoman dan tuntunan yang ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya di dalam al-Qur’an dan Hadist, tanpa menambah dan mengurangi sama sekali.[2] Allah berfirman dalam surah Al-Isra’ ayat 78 أَقِمِ الصَّلاَةَ لِدُلُوكِ الشَّمْسِ إِلَى غَسَقِ اللَّيْلِ وَقُرْآنَ الْفَجْرِ إِنَّ قُرْآنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُوداً الإسراء ٧٨ Artinya Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam dan dirikanlah pula shalat subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan oleh malaikat.Qs. Al-Isra 78 Al-Qur’an terus menceritakan tentang nasihat Luqman al-Hakim kepada anaknya. Beliau menasihatkan anaknya agar memantapkan akidah yang telah berada dalam jiwa melalui amalan tawajjuh kepada Allah SWT. Dengan ibadat shalat. Ibadat shalat merupakan amalan paling mulia yang dilakukan semata-mata untuk mengabdikan diri kepada Allah SWT. Firman Allah SWT يَا بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلَاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنكَرِ وَاصْبِرْ عَلَى مَا أَصَابَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ لقمان ١٧ Artinya Wahai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah manusia mengerjakan yang baik dan cegahlah mereka dari perbuatan yang munkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan oleh Allah.Qs. Lukman17 Shalat adalah salah satu rukun Islam yang wajib ditegakkan setiap hari lima waktu selama masih hidup, dengan sempurna yaitu memenuhi syarat dan rukunnya. B. Nilai Pendidikan Aqidah Agama Islam mengandung sistem keyakinan yang mendasari seluruh aktifitas pemeluknya yang disebut aqidah. Aqidah Islam berisikan ajaran tentang apa saja yang mesti dipercayai, diyakini dan diimani oleh setiap orang Islam. Karena Islam bersumber kepada kepercayaan dan keimanan kepada Tuhan, maka aqidah merupakan sistem kepercayaan yang mengikat manusia kepada Islam.[3] Allah SWT. Menyebutkan kisah Luqman dengan sebutan baik, bahwa Dia telah menganugerahinya hikmah; dan Luqman menasihati anaknya yang merupakan buah hatinya, maka wajarlah bila ia memberikan pengetahuannya. Karena itulah hal pertama yang dia pesankan adalah jangan mempersekutukan Allah dengan sesuatu apapun sebagaimana firman Allah SWT وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ لقمان ١٣ Artinya Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar. Qs. Lukman13 Menurut Sayyid Qutb dalam tafsir Fi Zilalil Qur’an disebutkan bahwa Ini adalah satu nasihat yang jujur karena tiada lain tujuan seorang bapak melainkan supaya anaknya mendapat kebaikan dan tidak ada sikap yang wajar bagi seorang bapak terhadap anaknya melainkan memberi nasihat. Di sini Luqmanul-Hakim melarang anaknya dan mempersekutukan Allah dengan alasan bahawa perbuatan syirik adalah suatu yang amat besar[4]. Beliau menekankan hakikat ini dua kali. Yang pertama dengan mengemukakan larangan dan menjelaskan alasannya dan yang kedua dengan menggunakan kata-kata penguat yaitu “inna” dan “lam” pada “lazulmun”. lnilah hakikat yang dikemukakan Nabi Muhammad SAW. kepada kaumnya lalu mereka mempertikaikannya dan mengatakan penceritaan ini sebagai ada udang dibalik batu. Mereka takut cerita ini bertujuan untuk mencabut kekuasaan mereka dan menunjukkan kelebihan atas mereka. Apakah yang ada pada nasihat Luqmanul-Hakim yang dikemukakan kepada anaknya? Tidakkah nasihat seorang bapak kepada anaknya itu bersih dari segala keraguan dan jauh dari segala prasangka yang buruk? Sebenarnya itulah hakikat yang amat tua yang disebut oleh setiap orang yang dikaruniakan Allah pengetahuan hikmat yang bertujuan semata-mata untuk kebaikan bukannya tujuan yang lain darinya. lnilah penerangan psikologi yang dimaksudkan disini[5]. Persoalan akidah diungkapkan melalui larangan Luqman al-Hakim kepada anaknya agar jangan menyekutukan Allah SWT. Syirik ialah sebuah pernyataan atau ungkapan yang meletakkan kedudukan Allah SWT setaraf dengan makhluk sama ada pada zat, sifat, mengingkari kewujudan Allah SWT. atau menyifatkan Allah SWT. dengan sesuatu sifat kekurangan. Syirik yang dimaksudkan dalam surah Luqman ini merujuk kepada syirik uluhiyyah kerana alasan nasihat Luqman al-Hakim menegaskan perbuatan syirik seperti melakukan kezaliman kepada Allah SWT. Firman Allah ayat 13 .......إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ لقمان ١٣ Artinya …Sesungguhnya mempersekutukan Allah itu adalah benar-benar kezaliman yang besar.Qs. Lukman 13 Pengertian dzalim ialah meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya manakala adil pula meletakkan sesuatu pada tempatnya. Seseorang yang menyamakan antara pencipta dengan makhluk atau menyamakan Allah SWT. Dengan berhala dikatakan sebagai orang yang meletakkan sesuatu bukan pada tempatnya. Oleh karena itu, orang yang syirik dikatakan telah melakukan satu kezaliman dan dosa yang besar kepada Allah. Al-Khudari menjelaskan sebagaiman yang dikutip oleh sa’ad Abdul Wahid bahwa perbuatan syirik inilah yang pertama kali diberantas oleh Rasulullah SAW. Maka ketika beliau berhasil merebut kembali kota Makkah, yang pertama kali diperintahkan adalah merobohkan dan menghancurkan semua berhala dan segala macam patungyang menjadi sesembahan kaum musyrikin, yang ditempatkan disekitar Ka’bah. Ketika itu Rasulullah SAW bersabda ”Datanglah kebenaran dan hancurlah kebathilan”, sebab sebenarnya syirik itulah kebatilan yang mengotori aqidah.[6] Persoalan akidah tentang kepercayaan kepada hari akhirat dijelaskan dengan lebih mendalam oleh Luqman al-Hakim dalam ayat 16. Nasihat ini disampaikan melalui kaedah yang sangat bijak. Beliau telah mengaitkan persoalan tersebut dengan kehalusan dan kesyumulan ilmu Allah SWT. serta kekuasaanNya. Firman Allah SWT., يَا بُنَيَّ إِنَّهَا إِن تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ فَتَكُن فِي صَخْرَةٍ أَوْ فِي السَّمَاوَاتِ أَوْ فِي الْأَرْضِ يَأْتِ بِهَا اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ لَطِيفٌ خَبِيرٌ لقمان ١٦ Artinya Wahai anakku! Sesungguhnya jika sesuatu itu hanya seberat biji sawi sekalipun ia tersembunyi dalam batu atau berada di langit atau di bumi niscaya Allah akan membalasnya. Sesungguhnya Allah Maha Halus dan Maha Mengetahui. Qs. Lukman16 Menurut Sa’ad Abdul Wahid , khardal adalah nama suatu tumbuh-tumbuhan yang buahnya atau bijinya sangat kecil dan hitam, tumbuh-tumbuhan tersebut biasanya hidup di lading-ladang dan di pinggir jalan dan dapat dijadikan sebagai harum-haruman dan dapat juga dijadikan sebagai bumbu masak.[7] Inilah nasihat yang sangat besar manfaatnya, dikisahkan oleh Allah SWT. Dari apa yang diwasiatkan oleh Luqman, agar manusia mencontohnya dan mengikuti jejaknya, sebagaimana yang terkandung dalam ayat diatas, yakni sesungguhnya perbuatan aniaya atau dosa sekecil apapun, misalnya sebesar biji sawi. Nasihat Luqman al-Hakim dalam ayat di atas dapat membangkitkan daya imaginasi anaknya tentang tempat tersembunyi sesuatu rahasia yang amat dalam dan luas. Di samping itu nasihat beliau juga dapat menyedari hati anak bahawa ilmu Allah SWT. tetap menjejaki segala kebaikan dan keburukan walau sebesar biji sawi. Seterusnya akan tertanam hakikat persoalan hari akhirat ke dalam hati anaknya di sebalik nasihat beliau. Hal ini bersesuaian dengan ajaran al-Quran yang mahu menanam konsep kepercayaan kepada hari akhirat ke dalam hati setiap manusia dengan kaedah penerangan yang menarik. Setiap perbuatan manusia semasa hidup di dunia akan kembali kepada individu yang melakukan perbuatan tersebut. Luqman al-Hakim mendidik anak-anaknya dengan kepercayaan kepada pembalasan Tuhan. Beliau menegaskan setiap perbuatan akan dibalas Allah SWT. sekalipun lebih kecil daripada biji sawi. Justru Luqman al-Hakim berpesan kepada anak-anak supaya sering menziarahi jenazah karena dapat mengingatkan tentang pembalasan Tuhan. Beliau berkata Sekiranya kamu berada di dua persimpangan iaitu sama ada menziarahi kematian atau memenuhi jemputan kenduri kahwin. Maka hendaklah kamu menziarahi jenazah karena mengingatkan kamu kepada kematian, sebaliknya menghadiri majlis kenduri kahwin bisa melupakan kamu dari mengingat Tuhan. Pada ayat ini Allah memberikan penjelasan tentang akhlak, dengan mengungkapkan riwayat pendidikan Luqman terhadap anaknya. Luqman menjelaskan kepada anaknya bahwa amal saleh sekecil apapun, yang tidak terlihat dan tidak terdengar oleh siapapun Allah tetap melihatnya dan akan memberikan balasannya, sebab Allah maha mengetahui dan maha adil. Karena itu jika mengerjakan sesuatu kebajikan janganlah mengharapkan penghargaan dari manusia, melainkan hendaklah berniat hanya mengharapkan keridhaan dari Allah semata. Allah yang maha kuasalah yang menilai dan memperhitungkan amal setiap orang, dan hanya Dialah yang memberi penghargaan dan pahala amal saleh yang dikerjakan oleh siapa pun asalkan dikerjakan dengan ikhlas. Nasihat Luqman tersebut memiliki makna yang sangat mendalam untuk memperkuat taqwa, iman dan tawakal kepada Allah. Perlu disadari bahwa tidak semua pekerjaan mendapat penghargaan dari manusia, bahkan kadang-kadang tidak diakuinya. Maka dengan hanya mengharapkan keridaan dari Allah, seseorang akan mendapatkan ketenangan, dan hatinya akan terobati dengan mengharapkan pahala dari Allah di akhirat nanti.[8] C. Nilai Pendidikan Akhlak Dalam Islam Ajaran akhlak merupakan sentral kehidupan manusia, karena itu akhlak memiliki ciri-ciri sebagai berikut pertama, perbuatan akhlak adalah perbutan yang telah tertanam kuat dalam jiwa seseorang, sehingga telah menjadi kepribadian seseorang. Kedua, akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan mudah tanpa ada pikiran kotor. Ketiga, akhlak adalah perbuatan yang timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar. Keempat, akhlak adalah perbuatan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh, bukan main-main atau karena bersandiwara. Kelima akhlak adalah perbuatan yang dilakukan karena ikhlas semata-mata.[9] Dalam al-Qur’an surat Luqman ayat 14-15 Allah SWT. Menjelaskan tentang akhlak sebagai berikut وَوَصَّيْنَا الْإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْناً عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ, وَإِن جَاهَدَاكَ عَلى أَن تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفاً وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ لقمان ١٤-١٥ Artinya Dan Kami perintahkan kepada manusia berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku, dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuan tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. Luqman 14-15. Dalam Tafsir Fi Zilalil Qur’an dijelaskan bahwa perintah kepada anak-anak supaya berbuat baik kepada ibu bapak berulang-ulang kali disebut di dalam al-Qur’anul-Karim dan di dalam perintah-perintah Rasulullah SAW., tetapi perintah kepada ibu bapa supaya berbuat baik kepada anak-anak hanya disebut sedikit saja dan kebanyakannya mengenai peristiwa mengubur anak hidup-hidup, yaitu satu peristiwa tertentu yang berlaku di dalam suasana-suasana tertentu. Ini disebabkan kerana fitrah saja sudah cukup untuk mendorong ibu bapak mengambil berat terhadap keselamatan anak-anaknya. Fitrah memang didorong ke arah melindungi generasi baru untuk menjamin kesinambungan hidup sebagaimana yang dikehendaki Allah. Ibu bapak akan mengorbankan tubuh badan mereka, otak mereka, umur mereka dan segala sesuatu yang mahal yang dimiliki mereka demi kepentingan anak-anak mereka. Mereka membuat pengorbanan-pengorbanan itu tanpa marah atau mengadu, malah tanpa kesadaran mereka, malah mereka berkorban dengan cermat dan senang hati seolah-olah merekalah yang menerima. Pendeknya fitrah sudah cukup untuk mendorong ibu bapak menjaga anak-anaknya tanpa perintah, tetapi kepada si anak pula ia perlu diperintah berulang-ulang kali supaya memberi perhatian kepada generasi ibu bapak yang berkorban setelah mencurahkan usia dan jiwa mereka kepada generasi baru yang menghadapi masa depan kehidupannya. Si anak tidak dapat menggantikan separuh pengorbanan yang telah dilakukan orang tuanya walaupun dia memberi seluruh umurnya untuk mereka. Gambaran menarik di dalam ayat “dia telah dikandung ibunya yang mengalami kelemahan demi kelemahan dan menyapihnya dalam dua tahun” adalah menggambarkan bayangan dan pengorbanan mereka yang luhur itu. Si ibu sudah tentu menanggung pengorbanan yang lebih besar dan dia melakukan pengorbanan itu dengan perasaan kasih mesra yang lebih hebat, lebih mendalam, lebih lembut dan halus.[10] Ayat ini menjelaskan tentang kewajiban anak-anak yang beragama Islam menunaikan kewajiban kepada ibu bapa yang kafir seperti menghormati, bergaul mesra, menjalinkan silatulrahim dan menafkahkan rezeki kepada mereka. Firman Allah SWT. .....وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفاً.. لقمان ١٥ Artinya .....dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, ... Luqman 15. Pergaulilah di dalam ayat di atas ialah berbuat baik dan mengekalkan silatul rahim.[11] Luqman al-Hakim juga melaksanakan perintah Allah SWT dalam pendidikan anak-anaknya berdasarkan kepada ayat ini seperti yang dijelaskan oleh Imam al-Qushairi. Menurut beliau anak dan isteri Luqman al-Hakim adalah kafir. Oleh itu, Luqman al-Hakim tidak pernah berputus asa malah senantiasa mendidik dan menasihati kedua-duanya sehingga kembali kepada Islam. Setelah anak dan isteri beliau kembali kepada Islam, Luqman al-Hakim tetap mengawasi mereka agar kekal di dalam Islam. Setiap orang Islam yang beriman diperintah supaya bergaul secara baik dengan ibu bapak yang bukan Islam seperti bertentangan prinsip dan bersikap terbuka di dalam pergaulan tetapi tidak mentaati atau melakukan perkara-perkara syirik kepada Allah SWT. Kesalahan syirik merupakan dosa yang paling besar dan tidak diampunkan Allah SWT. Hak-hak kedua ibu bapak mesti ditunaikan sekalipun berlainan agama. Asma' Abu Bakar as-Siddiq berkata Ibuku datang ke rumah, sedangkan ia seorang musyrik. Lalu aku menemui Rasulullah SAW. untuk bertanyakan tentang hal ibu aku. Aku berkata Ya, Rasulullah ibuku yang kafir datang mengharapkan bakti kewajibanku sebagai puterinya. Apakah aku boleh menerima dan berhubung baik dengan beliau? Rasulullah SAW. bersabda Ya, peliharalah hubungan baiknya. Tanggungjawab anak terhadap ibu bapak yang kafir tidak boleh diabaikan. Anak-anak wajib memberi perbelanjaan berbentuk harta kepada orang tua jika mereka miskin, lemah lembut di dalam percakapan dan berdoa agar mereka menerima Islam. Anak-anak perlu memikir dan mengenangkan jasa dan pengorbanan mereka sebagai orang tua. Allah SWT. juga tidak menghalang manusia berbuat baik kepada orang kafir yang menghormati dan mencintai kehidupan yang harmonis. D. Nilai Pendidikan Muamalah Pelaksanaan amal ibadah juga sesuai dengan kemampuan seorang hamba, karena seseorang tidak mungkin dibebankan sesuatu diluar kemampuannya. Namun demikian penekanannya adalah kebaikan. Pada dasarnya, syari’ah merumuskan tentang permasalahan yang menyangkut dengan aqidah, ibadah dan akhlak seorang hamba kepada Tuhannya,. demikian juga mencoba meramu konteks aqidah, ibadah dan akhlak ini dalam bentuk nilai-nilai aplikatif. Konsep iman yang dibicarakan dalam bacaan pada umumnya mengacu pada masalah berbakti kepada Allah dan Rasul-Nya. Menurut Mahmud Syaltut, yang dimaksud dengan keimanan “mengamalkan apa-apa yang telah diamalkan oleh Nabi saw dan para sahabatnya; disebut “taqwa” karena mereka teguh mengikuti sunnah Nabi saw; disebut muslimin, karena mereka berpegang di atas al-haq kebenaran, tidak berselisih dalam agama, mereka terkumpul pada para imam al-haq, dan mengikuti apa yang telah menjadi kesepakatan para ulama”. Pada fitrahnya memang setiap individu itu telah diberikan hidayah kebaikan berupa ketauhidan dan keimanan oleh Allah SWT. Akan tetapi iman dan tauhid itu dapat saja berubah ke arah kelunturan apabila tidak disiram dan dipupuk dengan bimbingan ke jalan menuju ke arah keimanan dan Islam.[12] Setelah berhasil membentuk pribadi yang baik dengan shalat maka hendaknya berupaya melakukan amar ma’ruf nahyi munkar, mengajak manusia berbuat kebajikan, misalnya, menegakkan keadilan, gotong royong mendirikan tempat ibadah, tempat pendidikan dan sebagainya, sesudah itu berusaha memberantas kemunkaran, misalnya perjudian, perzinaan, pencurian, penjarahan, dan sebagainya. Upaya untuk perjuangan tersebut tidaklah mudah, sebab akan menghadapi berbagai macam tantangan, bahkan perlawanan dari orang-orang yang tidak senang kepada perjuangan Islam. Untuk itulah diperlukan kesabaran yang luar biasa. Pendidikan Luqman al-Hakim seterusnya menitik beratkan tanggung jawab seorang muslim kepada diri sendiri dan masyarakat yaitu amr ma’ruf dan nahyi mungkar seperti yang dinyatakan dalam ayat 17, surah Luqman. ... وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنكَرِ .. لقمان ١٧ Artinya ...Dan suruhlah manusia mengerjakan yang baik dan cegahlah mereka daripada perbuatan yang mungkar”.Qs. Lukman17 Amar makruf dan nahyi mungkar merupakan perintah Allah yang wajib dilaksanakan, yang mampu menentukan kualitas terbaik seseorang muslim seperti firman Allah SWT. ayat 110, surah Ali Imran, كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللّهِ وَلَوْ آمَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْراً لَّهُم مِّنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرُهُمُ الْفَاسِقُونَ آل عمران ١١٠ Artinya Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf dan mencegah daripada mungkar dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman tentulah itu lebih baik bagi mereka. Antara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka orang-orang yang fasik.Qs, ali-Imran110 Imam al-Syairazi mengartikan pengertian amar makruf dan nahyi mungkar dengan maksud menyuruh kepada kebaikan dan mencegah perkara maksiat dan perbuatan yang buruk serta memperbaiki kehidupan masyarakat.[13] Menurut Imam Syeikh Ismail Haqqi al-Barusawi, amar makruf ialah mengajak manusia melakukan kebaikan, iaitu perkara yang boleh mendekatkan manusia dengan Allah SWT., manakala nahyi mungkar pula ialah mencegah manusia dari melakukan perkara-perkara keji, yang bisa melupakan manusia dari mengingat Allah SWT. Setelah Luqman al-Hakim mendidik anaknya dengan perintah solat untuk kesempurnaan pribadi maka seterusnya beliau menyuruh anaknya melaksanakan amar makruf dan nahyi mungkar untuk menyempurnakan orang lain. Orang yang sentiasa mengajak orang lain kepada kebaikan seolah-olah dirinya sendiri yang melakukan kebaikan. Nahyi mungkar pula perlu dilakukanbukan hanya dengan tangan, lidah atau hati. Luqman al-Hakim menyediakan keperibadian seorang pemimpin kepada anaknya untuk berhadapan dengan masyarakat. Hal ini terungkap di dalam kisah pendidikan beliau. Luqman ditanya anaknya Siapakah sejahat-jahat manusia? Beliau berkata Orang yang tidak memperdulikan manusia sekeliling mengatakan bahawa ia seorang yang jahat. Orang yang tidak memperdulikan nasihat, kritikan dan pandangan orang lain terhadap dirinya malah tetap kekal dengan perkara mungkar, maka orang tersebut merupakan orang yang sangat jahat pada pandangan Luqman al-Hakim. Selain daripada itu, Amar ma’ruf dan nahyi mungkar juga mempunyai maksud mengawali setiap aktivitas umat Islam dalam setiap aspek kehidupan, yaitu memastikan umat Islam melakukan kebaikan dan mencegah kemungkaran berdasarkan garis paduan yang telah ditetapkan agama. Luqman al-Hakim telah mendidik anaknya untuk melaksanakan tanggungjawab terhadap masyarakat dengan sempurna setelah melaksanakan tanggungjawab terhadap Allah yaitu shalat.[14] Luqman al-Hakim memberi pendidikan tentang sabar kepada anaknya setelah beliau selesai melaksanakan perintah pendidikan shalat dan melaksanakan amar makruf dan nahyi mungkar. Sabar di atas segala kesusahan, kepayahan dan perkara-perkara yang berkaitan degan ketuhanan. Perlaksanaan amar makruf dan nahyi mungkar pada kebiasaannya akan berhadapan dengan pelbagai kesusahan dan sangat menyakitkan hati. Oleh itu seseorang itu sangat dituntut supaya bersabar Firman Allah SWT. ayat 17, surah Luqman ...وَاصْبِرْ عَلَى مَا أَصَابَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ لقمان ١٧ Artinya .... dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan oleh Allah.Qs. Lukman17 As-Sabru menurut Sa’ad Abdul Wahid adalah kemampuan menahan diri dari segala macam larangan Allah SWT dan kemamapuan menghadapi segala macam cobaan, baik cobaan jasmani maupun rohani. Sabar itu pengaruhnya sangat besar sehingga melahirkan kekuatan jiwa yang luar biasa.[15] Maksud sabar di dalam ayat di atas ialah bersabar ke atas segala kesusahan karena hidup di dunia penuh dengan kepedihan dan kepayahan. Manakala kerehatan itu hanya ada di dalam syurga saja. Sifat sabar yang dianjurkan oleh Luqman al-Hakim termasuk sabar ketika diuji Allah SWT. dengan ketakutan terhadap musuh, kelaparan karena ketiadaan makanan, kehilangan harta benda dan nyawa seperti kemusnahan ladang pertanian dan kematian ahli keluarga. Hanya orang yang sabar sahaja akan mendapat rahmat daripada tuhannya. Sabar hanya dapat diperoleh dari pendidikan ilmu dan makrifat. Hasil sifat sabar akan dapat membentuk tatasusila yang tinggi dan akhlak yang teguh. Sabar merupakan sifat orang beriman. Justru orang yang sabar ialah mereka yang bersabar ketika kesusahan dan bersyukur di atas perkara-perkara kenikmatan. Sesungguhnya sabar dalam bala sangat sukar kepada setiap orang. Ayat seterusnya menegaskan tentang perintah mendirikan solat, perlaksanaan amar makruf dan nahyi mungkar dan kepentingan konsep sabar termasuk dalam kategori akhlak yang mulia. Luqman al-Hakim memulakan pendidikan dengan wasiat mendirikan shalat dan diakhiri dengan perintah supaya sabar karena tiang pertolongan daripada keredaan Allah SWT. ialah sabar, Wahbah al-Zuhaili pula berpendapat nasihat Luqman al-Hakim dimulai dengan shalat karena shalat merupakan tiang agama dan diakhiri dengan konsep sabar kerana sabar adalah asas yang tetap untuk melaksanakan segala ketaatan dan tiang keredaan Allah SWT. Luqman al-Hakim memberi alasan dan peringatan kepada anaknya agar berhati-hati dengan sifat sombong karena sikap tersebut akan mengundang kemurkaan Allah SWT., firman Allah SWT. ayat 18, surat Luqman إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ لقمان ١٨ Artinya ...Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.Qs. Lukman18 Menurut Sayyid Qutb dalam Tafsir Fi Zilalil Qur’an beliau menjelaskan bahwa berda’wah kepada Allah tidak mengharuskan seseorang bersifat takbur terhadap manusia atau bersikap angkuh atas nama memimpin manusia ke arah kebaikan dan lebih-lebih lagi sikap angkuh tanpa berda’wah kepada kebaikan. Ini adalah lebih buruk dan lebih keji lagi Kata-kata “as-Sa’r” bererti sejenis penyakit unta yang membuat lehernya menjadi teleng. Uslub al-Quran telah memilih kata-kata ini untuk meliarkan manusia dari teleng angkuh yang serupa dengan teleng penyakit unta, yaitu tingkah laku sombong dan tidak menghiraukan manusia, gaya memalingkan muka menunjukkan kesombongan. Berjalan di bumi dengan lagak yang sombong ialah berjalan dengan gaya takabur dan tidak mempedulikan manusia, yaitu satu lagak yang dibenci Allah dan juga oleh manusia. Gerak-gerik dan lagak yang seperti ini adalah membayangkan seseorang itu ditimpa penyakit takabur “Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.”[16] Perkataan Mukhtal disifatkan kepada orang yang berjalan dengan gaya sombong dan takabur termasuklah gaya berjalan yang melenggang-lenggok karena kegembiraan mendapat nikmat yang banyak. Sedangkan fakhur berarti orang yang selalu memuji-muji diri sendiri dan menghina orang lain yang tidak sama seperti dirinya.[17] Dalam al-Qur’an kata “mukhtal” sombong dan “fakhur” membanggakan diri selalu disebutkan dalam satu susunan, misalnya pada surat an-Nisa 36 disebutkan وَاعْبُدُواْ اللّهَ وَلاَ تُشْرِكُواْ بِهِ شَيْئاً وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَاناً وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالجَنبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللّهَ لاَ يُحِبُّ مَن كَانَ مُخْتَالاً فَخُوراً النساء ٣٦ Artinya Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh , dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri,Qs. An-Nisa36 Allah tidak mencintai orang yang sombong karena orang yang sombong merasa mempunyai kelebihan dibandingkan dengan orang lain, merasa lebih pandai, merasa lebih kaya, merasa lebih kuat dan sebagainya. Sehingga memandang orang lain lebih rendah, maka apabila melakukan kesalahan amat sulit diluruskan, dan tidak mau menerima nasihat. Luqman telah melarang anaknya bersikap sombong dan angkuh melalui nasihat yang sangat sopan, ayat 18, surat Luqman وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحاً إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ لقمان ١٨ Artinya Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia karena sombong dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Qs. Lukman 18 Ibnu Kasir mengatakan bahwa janganlah kamu memalingkan mukamu saat berbicara dengan orang lain, atau saat mereka berbicara kepadamu, kamu lakukan itu dengan maksud menganggap remeh dan bersikap sombong kepada mereka. Akan tetapi bersikap lembutlah kamu dan cerahkanlah wajahmu dalam menghadapi mereka.[18] Sayyid al-Qutb pula melihat larangan ini dari dua sudut yang berbeza pertama sebagai adab dalam berdakwah. Allah SWT. mengharamkan seseorang yang bersifat sombong dan angkuh semasa memimpin manusia kepada kebaikan. Kedua, lebih buruk lagi jika sikap ini diamalkan oleh orang-orang yang tidak pernah berdakwah kepada kebaikan.[19] Walau bagaimanapun, ayat ini mempunyai sejarah asbab al-nuzul yaitu tentang teguran Allah SWT. terhadap layanan Rasulullah SAW. kepada orang buta . Menurut kitab Durr al-Manthur, persamaan hak antara orang fakir dan orang kaya di dalam menuntut ilmu pengetahuan mesti diberi penekanan penting. Dalam surat Luqman ayat 19 dijelaskan bahwa وَاقْصِدْ فِي مَشْيِكَ وَاغْضُضْ مِن صَوْتِكَ إِنَّ أَنكَرَ الْأَصْوَاتِ لَصَوْتُ الْحَمِيرِ لقمان ١٩ Artinya Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.Qs. Lukman19 Menurut Sayyid Qutb, maksud sederhana di sini ialah gaya berjalan yang hemat, tidak melampai batas, tidak membuang tenaga menunjuk-nunjukkan lagak dan lenggang-lenggoknya yang sombong, juga gaya berjalan yang mempunyai matlamat karena perjalanan yang mempunyai tujuan dan matlamat itu tidak teragak-agak dan tidak berlenggang-lenggok malah terus menuju kepada tempat tujuannya dengan mudah dan lancar.[20] Merendahkan suara ketika berbicara menjadikan adab sopan dan kepercayaan kepada diri sendiri dan keyakinan kepada kebenaran dan kekuatan apa yang diucapkannya. Orang-orang yang biadab saja yang berbicara dengan suara yang keras dan bahasa yang kasar atau orang-orang yang ragu-ragu terhadap nilai perkataannya atau terhadap nilai dirinya sendiri lalu dia berusaha melindungi keraguannya itu di balik kata-katanya yang tajam, kasar dan keras. [1] Hasbi ash-Shiddiqy, al-Islam II, Semarang Pustaka Rizki Putra, 1999, hlm. 316. [2] Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyah, Jakarta PT. Toko Gunung Agung, 1997, hal. 279. [3]Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam Depertemen Agama RI, Buku Teks Pendidikan Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum, Jakarta Bulan Bintang, 2000, hal. 126. [4] Sayyid Qutb. Fi Zilal al-Quran Juzu’ 5. Beirut Dar al-Syuruk. 1988, hal. 65. [6] Sa’ad Abdul Wahid, Tafsir al-Hidayah ayat-ayat aqidah jld I, Yogyakarta Suara Muhamadiyyah, 2003, hal. 108 [7] Wahid, Tafsir,..., hal. 115. [8] Wahid, Tafsir,..., hal. 117-118. [9]Zainal Abidin Ahmad, Pendidikan Akhlak, Jakarta Bulan Bintang, 1976, hal. 82. [10] Qutb. Fi Zilal,..., hal. 120-122 [11] Al-Imam Jalaluddin al-Mahalli, Tafisr Jalalain, Bandung Sinar Baru Algesindo, 2004, hal. 1747. [12]Hamka, Pelajaran Agama Islam, Jakarta Pustaka Panjimas, 1956, hal. 176. [13] Tantawi, Muhammad Sayyid. Al-Tafsir al-Wasit Li al-Quran al-Karim. Mesir Dar al-Maarif. 1985, hal. 39. [14] Qutb. Fi Zilal,..., hal. 123. [15] Sa’ad Abdul Wahid, Tafsir Al-Hidayah, ....., hal, 116. [16] Qutb. Fi Zilal,....,hal. 123 [17] Zuhaily, Tafsir..., hal. 38 [18] Katsir, Tafsir., hal. 185. [19] Sayyid Qutb. Fi Zilal...,hal. 123. Jakarta - Salah satu kisah teladan yang disebutkan dalam beberapa riwayat adalah kisah Luqman Al Hakim Luqmanul Hakim. Luqman al Hakim adalah orang biasa. Namun, namanya diabadikan dalam Al Quran surat Al Hakim merupakan orang saleh yang dipilih oleh Allah SWT. Sebagaimana termaktub dalam QS. Luqman ayat 12 sebagai berikutوَلَقَدْ ءَاتَيْنَا لُقْمَٰنَ ٱلْحِكْمَةَ أَنِ ٱشْكُرْ لِلَّهِ ۚ وَمَن يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِۦ ۖ وَمَن كَفَرَ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَنِىٌّ حَمِيدٌ Artinya "Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu "Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur kepada Allah, maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji." QS. Luqman 12.Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof Nasaruddin Umar mengatakan, Luqman Al Hakim bukanlah orang yang lahir dari kalangan nabi. Ia adalah orang biasa. Akan tetapi, namanya diabadikan menjadi satu surat dalam Al Quran."Luqman ini menarik ya karena dia adalah orang biasa. Bukan nabi bukan siapa-siapa," kata Prof Nasaruddin dalam detikKultum detikcom, bulan Ramadhan riwayat Ibn Abbas, Luqman Al Hakim adalah seorang pencari kayu bakar di Habsy. Ia tidak terlahir dari kalangan nabi, ulama, maupun kaum terpandang lain. Dalam riwayat lain, dikatakan bahwa Luqman Al Hakim hidup di zaman Nabi Daud Musthafa Abdul Halim dalam bukunya Kisah Bapak dan Anak dalam Al Quran menjelaskan, ada pendapat yang mengatakan bahwa Luqman adalah pengembala domba, tukang kayu, penjahit, dan ada pula yang mengatakan bahwa dia adalah seorang budak milik Bani al-Hashaas adalah salah satu Kabilah Arab. Adapun, yang termasuk di antara budak mereka adalah Suahim yang terkenal pandai menciptakan syair. Ia terbunuh pada masa Kekhalifahan Utsman bin Affan satu kisah Luqman Al Hakim yang menjadi teladan bagi umat Islam dalam menjalani kehidupan. Seperti diceritakan oleh Nasaruddin, pada suatu ketika Luqman dan putranya hendak pergi ke pasar dengan menaiki seekor lewatlah keduanya di suatu kumpulan masyarakat. Mereka berkata, "Masya Allah bapak, apa kamu nggak kasihan, masak keledai kecilnya begitu dinaiki dua orang. Nggak ada perikebinatangannya," kata anaknya disuruh turun. Lalu, bertemu lagi dengan kumpulan masyarakat yang berbeda. Mereka berkata,"Ya Allah orang tua itu nggak tahu malu, tega-teganya masak dia naik keledai anaknya nuntun," Akhirnya Luqman pun turun dan gantian anaknya yang di suatu kumpulan masyarakat, keduanya mendapat cercaan lagi. "Masak anaknya yang muda dan kuat itu naik keledai sementara dia nuntun. Padahal sudah tua," Akhirnya keduanya memutuskan untuk turun dan menuntun keledai. Dan sama seperti sebelumnya, saat bertemu kumpulan masyarakat mereka mengatakan Luqman dan putranya adalah orang yang bodoh karena tidak mengerti fungsi al Hakim lalu memahami betapa kayanya Allah SWT dalam menciptakan manusia lengkap dengan pola yang dapat dipetik dari kisah tersebut adalah kebijaksanaan Luqman al Hakim dalam menentukan pilihan. Kisah tersebut memberikan gambaran bahwa setiap masyarakat memiliki pandangan yang berbeda dalam menilai suatu kisah tersebut, masih banyak kisah lain dari Luqman Al Hakim dan putranya yang menjadi contoh dalam mengambil keputusan. Luqman juga mengajarkan nilai-nilai kebaikan kepada juga 'Bertemu Sekjen IIFA, PBNU Bahas Soal Fatwa-Islam Moderat'[GambasVideo 20detik] nwy/nwy Source Mengenal Kisah Luqman sebagai Teladan Pendidikan Orang Tua Kisah Luqman merupakan sebuah kisah inspiratif yang terkenal di Indonesia sebagai teladan bagi orang tua dalam mendidik anak-anak mereka. Kisah ini berasal dari Al-Quran surah Luqman 3112-19, yang menceritakan tentang kehidupan seorang pria bijak bernama Luqman yang memberikan nasihat-nasihatnya kepada putranya tentang cara hidup yang baik. Dalam kisah ini, Luqman tidak hanya memberikan nasihat yang bermanfaat bagi keluarga dan masyarakat, tetapi juga memberikan contoh yang baik dengan tindakan-tindakan yang ia lakukan. Luqman dikenal sebagai sosok yang bijaksana dan sabar. Ia selalu berbicara dengan kata-kata yang baik dan tidak memihak pada salah satu anaknya. Ia juga memiliki kepribadian yang santun dan berakhlak mulia. Semua tindakan Luqman memang di luar jangkauan kebanyakan orang, namun kisah ini memberikan pengajaran bagi setiap orang, terutama bagi orang tua dalam mendidik anak-anak mereka. Luqman memberikan banyak nasihat pada putranya dalam kisah tersebut, seperti membawa hikmah, tidak sombong, bersyukur, dan berbuat baik kepada sesama. Selain itu, Luqman juga menyampaikan bahwa kesuksesan dalam hidup tidak hanya didapatkan melalui kekayaan atau status sosial, tetapi juga bisa didapatkan melalui sopan santun, berakhlak mulia, dan prestasi yang dihasilkan. Nasihat-nasihat Luqman bisa menjadi pedoman bagi setiap orang tua dalam mendidik anak-anak mereka. Orang tua bisa mengajarkan anak-anaknya cara hidup yang baik dengan memberikan contoh tindakan yang baik dan mengajarkan kebaikan dalam kata-kata yang mereka ucapkan. Orang tua juga perlu mengajari anak-anak mereka untuk menghargai dan bersyukur atas apa yang dimiliki, serta berbuat baik kepada sesama. Selain itu, orang tua juga harus menyadari bahwa kesuksesan anak tidak bisa dinilai hanya dari material yang dimiliki, tetapi juga dari nilai-nilai moral yang dimiliki anak. Anak yang sopan santun dan berakhlak mulia akan lebih berhasil dalam hidup daripada anak yang hanya memiliki kekayaan dan status sosial yang tinggi. Kisah Luqman juga mengajarkan tentang pentingnya berbicara dengan kata-kata yang baik dan tidak memihak. Orang tua bisa mempraktikkan ini dengan tidak membandingkan salah satu anak dengan anak yang lain atau mengkritik anak di depan orang lain. Kritik dan pujian harus disampaikan dengan cara yang taktis dan tidak menyinggung harga diri anak. Terakhir, orang tua juga perlu mendorong anak-anak mereka untuk terus belajar dan berprestasi dalam kehidupan. Mendorong anak-anak untuk terus belajar dan menjadi sosok yang bijaksana akan membantu mereka mencapai kesuksesan dan kebahagiaan di masa depan. Kisah Luqman bukan hanya sebuah cerita, tetapi merupakan sebuah inspirasi bagi setiap orang, terutama orang tua, dalam mendidik anak-anak mereka. Orang tua bisa mengajarkan anak-anak mereka untuk menjadi sosok yang bijaksana dan berakhlak mulia, seperti Luqman dalam kisah tersebut. Pesan-pesan Moral dalam Kisah Luqman yang Perlu Diterapkan dalam Pendidikan Anak Setiap orang tua pasti ingin melahirkan anak yang kuat iman, akhlak mulia dan cerdas. Untuk itulah, orang tua harus memiliki tanggung jawab penuh dalam membentuk kepribadian anak. Namun, sebagai manusia yang rentan terhadap kesalahan, tentu saja kita memerlukan acuan dalam mendidik anak. Salah satu sumber acuan yang bisa diambil acuan dalam mendidik anak adalah kisah Luqman. Kisah ini sangat terkenal dan sering dibahas di berbagai kesempatan baik di dalam maupun di luar lingkungan keagamaan. Luqman sendiri adalah seorang budak yang diberikan hikmah oleh Allah SWT, sehingga dia menjadi orang yang bijak. Dalam kisah ini terdapat banyak pesan moral yang penting untuk diterapkan dalam pendidikan anak. Berikut ini adalah beberapa pesan moral penting yang terkandung dalam kisah Luqman 1. Pentingnya Ketaqwaan Kepada Allah SWT Salah satu pesan moral dalam kisah Luqman adalah pentingnya ketaqwaan kepada Allah SWT. Luqman mengajarkan kepada anaknya agar selalu mempraktikkan ibadah, mengingat Allah SWT dalam setiap aktifitasnya dan menghindari hal-hal yang dapat membuat hatinya jauh dari Allah SWT. Hal ini harus menjadi pelajaran bagi setiap orang tua untuk selalu menanamkan nilai-nilai keagamaan dalam keluarga, seperti mengajarkan anak untuk salat, membaca Al-Quran dan memahami artinya, serta mengamalkan ajaran Islam secara konsisten. 2. Pentingnya Adab dan Akhlak yang Baik Tidak hanya ketaqwaan kepada Allah saja, pesan moral dalam kisah Luqman juga menekankan pentingnya adab dan akhlak yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Luqman mengajari anaknya untuk bersikap sabar, jujur, berbakti kepada kedua orang tua, tidak sombong, dan menghormati sesama. Nilai-nilai ini harus menjadi pelajaran penting dalam mendidik anak, agar mereka menjadi dewasa yang memiliki moral dan sikap yang baik. Orang tua harus memperlihatkan contoh adab dan akhlak yang baik agar anak-anak dapat mencontohnya. Jangan lupa untuk melakukan koreksi dan memberikan penjelasan yang tepat apabila kita menemukan perilaku negatif pada anak kita. Dengan memberikan contoh dan pengertian yang tepat, anak-anak akan dapat mempertajam derajat moral dan akhlak mereka. 3. Pentingnya Pendidikan Luqman juga mengajarkan anaknya tentang pentingnya pendidikan. Meski dia sendiri tidak memiliki gelar terhormat atau harta yang melimpah, Luqman tampil sebagai orang terpelajar pada zamannya. Dia selalu memotivasi anaknya untuk mencari ilmu dan menjadi orang yang cerdas. Hal ini tentunya menyiratkan pesan penting bagi setiap orang tua dalam mendidik anak, yaitu memberikan kesempatan yang luas bagi anak untuk belajar, mengaktifkan daya penalaran, dan memberikan pengalaman yang lebih luas agar anak dapat meningkatkan kemampuan dan memiliki kemampuan untuk berprestasi. 4. Pentingnya Bersyukur Terakhir, pesan moral dalam kisah Luqman adalah betapa pentingnya bersyukur untuk setiap nikmat yang Allah SWT berikan. Luqman mengajarkan anaknya bahwa setiap nikmat yang diberikan Allah SWT harus dijadikan motivasi dalam membaktikan diri kepada Allah SWT. Hikmah ini harus menjadi pelajaran bagi setiap orang tua dalam mendidik anak agar selalu dankan selalu bersyukur untuk hal-hal yang diberikan oleh Allah SWT. Kisah Luqman merupakan hikmah besar yang harus menjadi model pembelajaran dalam mendidik anak. Pesan-pesan moral dalam kisah ini sangat menyentuh hati, yaitu tentang pentingnya ketaqwaan kepada Allah SWT, adab dan akhlak yang baik, pendidikan, dan bersyukur. Oleh karena itu, sebagai orang tua, kita harus menjadi model teladan bagi anak-anak dengan mempraktikkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang kuat iman, akhlak mulia, cerdas, dan siap menghadapi tantangan kehidupan. Bagaimana Kisah Luqman Dapat Membentuk Karakter dan Kepribadian Anak Kisah Luqman merupakan cerita yang sangat terkenal di Indonesia. Kisah ini mengisahkan tentang seorang ayah yang bijak, yang memberikan banyak pelajaran bermakna kepada anaknya. Di Indonesia, kisah Luqman sering dijadikan sebagai teladan pendidikan bagi orang tua dalam membentuk karakter dan kepribadian anak. Bagaimana kisah Luqman dapat membentuk karakter dan kepribadian anak? Berikut adalah tiga hal yang dapat diperhatikan 1. Memperlihatkan Kasih Sayang dan Perhatian Salah satu pelajaran yang diambil dari kisah Luqman adalah tentang kasih sayang dan perhatian yang harus diberikan oleh orang tua kepada anak-anaknya. Luqman selalu menunjukkan kasih sayangnya kepada anaknya dengan memberikan perhatian penuh ketika sedang bercakap-cakap atau memberikan nasihat. Banyak pengalaman orang tua di Indonesia yang terlalu fokus pada pekerjaan mereka sehingga sulit memberikan perhatian penuh kepada anak-anak mereka. Oleh karena itu, kisah Luqman dapat menjadi contoh bagi orang tua untuk selalu memperlihatkan kasih sayang dan perhatian terhadap anak-anak mereka. 2. Memberikan Pendidikan yang Baik Kisah Luqman juga menjadi teladan dalam memberikan pendidikan yang baik kepada anak. Luqman selalu memberikan nasihat yang baik kepada anaknya agar ia menjadi anak yang cerdas, rendah hati, dan patuh kepada Allah SWT. Sebagai orang tua, memberikan pendidikan yang baik kepada anak adalah hal yang sangat penting agar ia dapat memiliki karakter dan kepribadian yang baik dan berkualitas. Dalam memberikan pendidikan, orang tua harus mampu mengarahkan anak ke arah yang baik dan memberikan pengalaman yang berkualitas agar anak dapat memahami nilai-nilai moral dan etika dengan mudah. 3. Mendidik dengan Contoh yang Baik Seperti yang terlihat pada kisah Luqman, ia berhasil membentuk karakter anaknya karena selalu memberikan contoh yang baik. Luqman selalu berperilaku sopan, rendah hati, dan patuh kepada Allah SWT. Perilaku baik yang ia tunjukkan membuat anaknya sadar bahwa ia harus mencontoh perilaku ayahnya dan menjalankan ajaran Islam yang diterapkan oleh Luqman. Sebagai orang tua, mendidik dengan contoh yang baik adalah hal yang penting. Anak akan lebih mudah meniru perilaku orang tua daripada hanya dengan kata-kata. Oleh karena itu, orang tua harus mengedepankan perilaku yang baik dan memperlihatkan contoh yang baik dalam kehidupan sehari-hari. Dalam mengasuh dan membentuk karakter anak, kisah Luqman dapat menjadi teladan bagi orang tua di Indonesia. Luqman memberikan banyak pelajaran bermakna, seperti memperlihatkan kasih sayang dan perhatian, memberikan pendidikan yang baik, dan mendidik dengan contoh yang baik. Dengan mempertimbangkan tiga hal tersebut, orang tua dapat membentuk karakter dan kepribadian anak dengan lebih baik. Pendidikan Agama dalam Kisah Luqman Bagaimana Mengajarkan Nilai-nilai Kesalehan Kisah Luqman merupakan salah satu kisah dalam Al-Quran yang mengajarkan tentang kebijaksanaan dan kesalehan. Kisah ini juga menjadi teladan pendidikan bagi orang tua dalam mengajarkan nilai-nilai agama kepada anak-anaknya. Salah satu nilai kesalehan yang dapat diambil dari kisah Luqman adalah taqwa atau takut kepada Allah SWT. Luqman mengajarkan hal ini kepada anaknya dengan cara yang sederhana namun memiliki makna yang dalam. Dalam Al-Quran surah Luqman ayat 13, Luqman mengatakan “Wahai anakku, janganlah sekali-kali engkau mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang Dari ayat ini, dapat dipahami bahwa Luqman memberikan pengajaran kepada anaknya tentang pentingnya taqwa atau takut kepada Allah SWT. Sebagai orang tua, kita juga perlu mengajarkan nilai taqwa ini kepada anak-anak kita dengan memberikan contoh-contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari. Selain nilai taqwa, kisah Luqman juga mengajarkan tentang pentingnya bersyukur kepada Allah SWT. Dalam Al-Quran surah Luqman ayat 12, Luqman mengatakan “Dan sesungguhnya Allah telah memberikan kepadamu nikmat yang besar yaitu agama Islam, oleh karena itu, janganlah kamu meremehkan nikmat Nilai bersyukur ini sangat penting untuk diajarkan kepada anak-anak. Dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat mengajarkan nilai ini dengan mengajak anak-anak untuk bersyukur atas segala nikmat yang Allah SWT berikan kepada mereka, seperti kesehatan, pendidikan, dan keluarga yang selalu mendukung. Selain nilai taqwa dan bersyukur, kisah Luqman juga mengajarkan tentang pentingnya berbuat baik kepada sesama. Dalam Al-Quran surah Luqman ayat 18, Luqman mengatakan “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia karena sombong dan janganlah kamu berjalan di bumi dengan sombong. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang sombong lagi membanggakan Nilai berbuat baik ini dapat diajarkan kepada anak-anak dengan mengajak mereka melakukan kebaikan kepada orang lain. Kita dapat memotivasi mereka untuk membantu orang yang membutuhkan atau mengajarkan mereka untuk menghargai orang lain tanpa memandang latar belakang atau status sosial. Selain nilai-nilai di atas, kisah Luqman juga mengajarkan tentang pentingnya berdoa dan menghindari dosa besar. Dalam Al-Quran surah Luqman ayat 17, Luqman mengatakan “Dan janganlah kamu tinggalkan solat dan janganlah kamu masuk ke dalam dosa besar, sesungguhnya dosa besar itu adalah perbuatan yang amat Kita perlu mengajarkan nilai berdoa dan menghindari dosa besar ini kepada anak-anak dengan memberikan contoh-contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari. Kita dapat memotivasi mereka untuk selalu berdoa kepada Allah SWT dan menghindari segala bentuk dosa besar yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain. Secara keseluruhan, kisah Luqman dapat dijadikan sebagai teladan pendidikan bagi orang tua dalam mengajarkan nilai-nilai agama kepada anak-anak. Dengan mengajarkan nilai taqwa, bersyukur, berbuat baik, berdoa dan menghindari dosa besar, maka anak-anak akan tumbuh menjadi sosok yang saleh dan berakhlak mulia. Bagaimana Orang Tua Dapat Mengaplikasikan Kisah Luqman dalam Mendidik Anak di Era Digital Masa kini, banyak anak-anak yang lebih akrab dengan teknologi dibandingkan buku. Hal ini membuat orang tua harus pintar-pintar menyiasati agar anak-anak tetap belajar nilai-nilai positif, termasuk nilai-nilai agama. Salah satu kisah yang dapat dijadikan teladan adalah kisah Luqman. Bagaimana orang tua dapat mengaplikasikan kisah Luqman dalam mendidik anak di era digital? Berikut adalah beberapa cara yang dapat dilakukan 1. Menjelaskan Kisah Luqman Secara Singkat dan Menarik Sebelum mulai mengajarkan nilai-nilai yang terkandung dalam kisah Luqman, orang tua dapat menjelaskan kisah tersebut secara singkat dan menarik. Bisa menggunakan media seperti video atau animasi agar anak-anak lebih tertarik. Setelah itu, orang tua dapat mulai membahas nilai-nilai yang bisa dipetik dari kisah tersebut. 2. Menggunakan Buku Cerita Di era digital, buku cerita masih menjadi bahan refrensi yang baik bagi anak-anak untuk belajar. Orang tua dapat mencari buku cerita yang menceritakan kisah Luqman agar anak-anak lebih mudah memahami. Selain itu, bisa juga diminta anak-anak untuk membaca buku tersebut secara mandiri, sehingga mereka dapat belajar sendiri dan berkreasi sendiri. 3. Meminta Anak Menceritakan Ulang Kisah Luqman Setelah anak-anak memahami cerita Luqman, orang tua dapat meminta mereka untuk menceritakan ulang kisah tersebut. Ini bertujuan agar anak-anak dapat lebih mengingat cerita dan nilai-nilai yang terkandung. Selain itu, anak-anak juga bisa berlatih public speaking dan meningkatkan kreativitasnya dalam menceritakan kisah ini dengan cara yang menarik. 4. Menjelaskan Nilai-nilai yang Terkandung di Dalam Kisah Luqman Setelah anak-anak paham dengan cerita Luqman, hal selanjutnya yang harus dilakukan adalah menekankan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Seperti mengajarkan anak untuk jujur, ramah, sabar dan lain sebagainya. Nilai-nilai ini dapat dibahas secara langsung atau tanpa disadari dalam kehidupan sehari-hari. 5. Mengajarkan Bagaimana Memanfaatkan Teknologi dengan Bijak Teknologi memang sangat membantu, namun jika tidak digunakan dengan bijaksana akan membawa dampak negatif bagi anak. Oleh karena itu, orang tua harus mengajarkan anak untuk memanfaatkan teknologi dengan bijak dan tidak berlebihan. Seperti memberi batasan waktu dalam penggunaan gadget, mengawasi anak saat menggunakan internet, serta memberikan pengertian mengenai bahaya yang ada di dunia maya. Dengan begitu, anak dapat menghindari dampak negatif dari teknologi dan tetap belajar dengan nyaman. Semoga dengan menerapkan kisah Luqman dalam mendidik anak, orang tua dapat membantu anak untuk tumbuh menjadi pribadi yang baik dan terdidik dengan baik di era digital. Kisah teladan Luqman adalah kisah Ayah Salih yang ada dalam al-Qur’an. Banyak sekali teladan amal salih, keikhlasan, dan keimanan yang bisa kita ambil dari beliau. Siapakah Luqman? Luqman adalah hamba Allah Swt. yang Salih. Ia tidak menerima kenabian, tetapi menjadi seorang ayah pilihan Allah Swt. Beliau berkebangsaan Habsyi berasal dari Kota Sudan. Pekerjaannya sebagai tukang kayu, beliau memiliki kekuatan dan mendapat hikmah dari Allah Swt., sehingga nasihat yang disampaikan kepada anaknya diabadikan dalam al-Qur’an. Luqman adalah anak dari Bau’ra bin Nahur bin Tareh, dan Tareh bin Nahur merupakan nama dari Azar ayah nabi Ibrahim Luqman hidup selama tahun. Beliau menjadi guru Nabi Daud sebelum diangkat menjadi nabi. Pekerjaan Luqman pada awalnya adalah tukang kayu, tukang jahit, dan juga menggembala domba. Ia kemudian diangkat menjadi qadhi hakim. Luqman Banyak Bersyukur Kisah Teladan Luqman yang dapat diambil dari Luqman ayat 12 ialah Luqman adalah hamba Allah Swt. yang telah dianugerahi hikmah-Nya, yaitu selalu bersyukur. Luqmān selalu bersyukur atas nikmat yang ia Swt. berfirman bahwa “barangsiapa yang bersyukur kepada Allah Swt., maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri”. Syukur adalah berterima kasih kepada Allah Swt. atas segala nikmat yang Swt. telah menganugerahi Luqman ketaatan beribadah kepada Allah Swt., memiliki perasaan halus, akal pikiran, dan pengetahuan Luqman kepada Anaknya Jangan Musyrik atau Menyekutukan Allah Swt. Mempersekutukan Allah Swt. artinya menyerupakan sesuatu dengan Allah Swt. Misalnya menjadikan matahari sebagai Tuhan lalu disembah. Membuat batu atau patung sebagai Tuhan lalu disembah. Wahai anakku, janganlah menyamakan Allah Swt. dengan sesuatu apa pun, dan tidak akan pernah sama, karena sehebat apapun manusia, matahari, apalagi patung, tidak akan bisa menyamai Allah Swt. sebagai pencipta alam semesta dan sebagai sumber nikmat dan karunia. Barangsiapa ingkar kepada pemberi nikmat dan karunia Allah Swt. maka orang tersebut telah berbuat kezaliman yang besar. Zalim ialah kejam, bengis, aniaya, dan tidak menaruh kasing sayang. Jangan Angkuh dan Sombong Dirikanlah salat wajib maupun salat sunah. Salat adalah tiang agama Islam. Barangsiapa yang menegakkan salat berarti menegakkan agama, dan barangsiapa yang tidak menegakkan salat berarti ia telah meruntuhkan sesuatu yang baik. Misalnya Rajin Beribadah dan Berdoa; Hormat dan Patuh kepada Kedua Orang Tua; Hormat dan Patuh kepada Bapak dan Ibu Guru; Rajin Mengaji dan masih banyak lagi kisah teladan Luqman yang lain. Mari kita belajar lebih banyak lagi. Kamu bisa mengasah pemahaman dan kemampuanmu menggunakan latihan soal versi online ini. Silakan klik tautan atau gambar di bawah ini! Latihan Soal PAI Kelas 5 Pelajaran 10 Untuk latihan soal PAI kelas 5 Seluruh Pelajaran silakan klik tautan di bawah ini Latihan Soal PAI Kelas 5 Latihan Soal PAI Kelas 5 Versi Android AkbarHana Education Bila kamu ingin belajar menggunakan latihan soal secara offline, silakan gunakan aplikasi latihan soal yang telah kami terbitkan di Android PlayStore. Untuk download aplikasi latihan soal PAI kelas 5 SD/MI versi Android silakan klik tautan di bawah ini Latihan SOAL PAI SD Kelas 5 Buku Digital PAI Kelas 5 Buku PAI versi digital FlipBook yang bisa kamu baca secara online pada tautan di bawah ini. Ukuran file buku digital ini sengaja dibuat lebih kecil sehingga bisa diakses dengan cepat. Bila membutuhkan membaca secara offline bisa diunduh di tautan yang telah disediakan. Ukuran file buku pdf juga sudah disesuaikan lebih kecil sehingga tidak makan banyak kuota internet, cepat dalam pengunduhan, serta tidak banyak mengurangi ruang penyimpanan. Silakan baca bukunya di sini FlipBook PAI Kelas 5 Bila ingin mengunduhnya silakan klik DI SINI. NB Mohon maaf, karena ribuan soal yang kami input jadi ada beberapa soal yang kunci jawabannya salah, mohon jangan kecewa karena itu semata-mata adalah kesalahan kami sebagai manusia. Bila menemukan kesalahan tersebut silakan kirim tangkapan layar screenshot kesalahan tersebut kepada kami di email ghofurach atau melalui Whatsapp di 085648017971. Bisa juga melalui komentar di laman ini disertai dengan keterangan subtema berapa. Jangan lupa belajar menyenangkan dimana saja dan kapan saja. Terimakasih….

kisah luqman merupakan teladan pendidikan orang tua kepada